KataKata Mutiara Menjaga Kebersihan Lingkungan untuk Caption dan Status. Menjaga kebersihan dan lingkungan tempat kita tinggal adalah kewajiban yang membuat bumi lebih terjaga. Saat ini banyak sekali sikap skeptis terhadap gerakan menjaga alam, namun mimin yakin sobat kosngosan sekalian bukan termasuk orang yang tidak perduli terhadap bumi.
Makadari itu kita harus belajar untuk mencintai dan bangga akan negara Indonesia. Menurut saya pentingnya membela negara sama pentingnya dengan membela harga diri kita. Kita sebagai warga yang baik sudah sepantasnya turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan
mencintaiIndonesia, sudah sepantasnya kita menana- mkan budaya anti korupsi sedini mungkin di dalam kehidupan sehari-hari kita agar kita terhindar dari ben- tuk-bentuk tindakan korupsi yang semakin hari semakin merajalela. *Penulis: Pemerhati masalah sosial Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan TU Kepala Perwakilan
Berikutadalah kunci jawaban dari pertanyaan "Sebagai warganegara yang baik sudah sepantasnya bila kita ikut serta dalam bela negara dengan mewaspadai serta mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan terhadap negara kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan pernyataan di atas, tindakan yang harus dilakukan dalam membela negara
Dengankata lain, ia adalah mobil yang memang sudah sepantasnya dicintai rakyat Indonesia. Ia diciptakan sesuai kebutuhan orang-orang negara berflower ini. Seolah penciptanya sudah mengerti jika jalanan di Indonesia tak akan kunjung beres. Bikin jalan tol baru memang kita jago, tapi soal perawatan dan pembangunan jalan umum masih belum mumpuni.
poster tentang dampak siklus air bagi kehidupan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Cinta, kata sifat yang diketahui oleh seluruh manusia di muka bumi tetapi tidak dengan maknanya. Makna cinta yang begitu luas dan dalam membuat manusia memiliki berbagai sudut pandang atau perspektif untuk menjelaskan dan mengungkapkannya, cinta bisa ditujukan kepada semua hal yang dirasa memiliki keterikatan batin dengan manusia yang merasakannya, baik itu rasa kasih sayang, empati, dan lainnya. Tidak terkecuali mencintai bangsa dan negara dimana tempat manusia itu lahir, menetap, dan mati diatas tanah untuk cinta terhadap tanah air, orang-orang akademik melabeli atau menamakan rasa tersebut dengan kata nasionalisme, yang merujuk dalam sikap patriotik masyarakat dalam memperjuangkan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi tanah air yang ia cinta, tentu saja termasuk saya yang lahir disebuah negara yang kaya akan sumber daya alam, terletak dalam wilayah geografis yang unik, diapit oleh dua samudera dan dua benua, terlebih kontur kepulauan garis katulistiwa yang membuat negeriku ini tidak ada yang menyamainya di dunia ini, negaraku juga memiliki etnis masyarakat yang berbeda baik itu dari budaya sampai bahasa yang jumlahnya ratusan, tetapi memilih untuk tetap bersatu dalam satu kesatuan itulah Indonesia. Negara yang lahir pasca perang dunia kedua membuat negara ini adalah salah satu negara besar tetapi dengan umur yang masih remaja,berbagai peristiwa telah terjadi dinegara ini, baik itu peristiwa heroik, peristiwa berdarah, bahkan peristiwa konspirasi pun ada. Menginjak umur 75 tahun negara ini berdiri masyarakat Indonesia mengalami permasalahan akan cinta terhadap tanah air, dengan pengetahuan yang semakin luas dan teknologi yang semakin masif, kini kata nasionalisme mulai diperdebatkan, karena menganggap rasa nasionalisme adalah bentuk hambatan terbesar dari terciptanya masyarakat global yang sudah mulai masif dicanangkan atas nama kemanusiaan, memang ada benarnya karena dua perang besar yang terjadi didunia ini terjadi karena rasa nasionalisme yang muncul, mulai dari rakyat Serbia yang ingin merdeka dari kerajaan Austro-Hungaria sampai Adolf Hitler yang ingin balas dendam karena tidak mau tanah airnya, yaitu Jerman terpuruk dan di lecehkan akibat kalah perang dunia coba kita lihat dari sudut pandang lain bahwa rasa nasionalisme tidak semata-mata mengagungkan tanah airnya dan mengangagap bangsa lain lebih rendah dari bangsanya, rasa cinta tanah air itu adalah awal dari rasa kemanusiaan, karena bagaimana kita membangun masyarakat global jika mencintai bangsa sendiri saja setengah hati?. Memang tidak mudah untuk mencintai negara berkembang ini, banyak tantangan dan rintangan yang harus dilewati untuk mencapai titik dimana hati ini tidak bisa lepas dari kata Indonesia, terlebih saat ini yang di tampilkan media sosial dan elektronik banyak menampilkan pertikaian politik, konflik masyarakat, dan kesenjangan antar wilayah, itu semua terus menjadi gorengan yang hangat dalam keseharian masyarakat Indonesia, belum lagi tangan-tangan tidak bertanggung jawab yang menyebarkan kebencian antar kelompok, suku, ras dan agama, semakin mengikis rasa cinta masyarakat terhadap Indonesia. Sebelum terlambat masyarakat Indonesia harus mendewasakan diri dalam menyikapi permasalahan di negeri ini, daripada menggunakan kedua tangan untuk bertikai lebih baik menggunakannya untuk membangun Indonesia agar menjadi contoh negara yang memiliki rasa kemanusiaan, dan yang paling utama antara rakyat dan pemerintah harus mempunyai rasa memiliki, rasa memiliki negara Indonesia, rasa memiliki rakyat Indonesia, dan rasa memiliki bangsa Indonesia. Terakhir, ada sebuah kutipan dari seseorang konten kreator yang unik ia mengatakan "Berikan aku kopi, maka akan kubangun negeri ini". Sebuah kalimat yang sederhana, terkesan jenaka, tidak keluar dari tokoh Indonesia, tetapi meliki makna yang patut kita pelajari... Lihat Diary Selengkapnya
“Di balik alasan untuk membenci, kenapa tidak mencari lebih banyak alasan lain untuk mencintai? Di negeri gemah ripah loh jinawi, Indonesia memiliki segudang alasan untuk ditinggali. Dari saat raga di kandung badan, hingga nanti terkubur di bumi pertiwi.” Tahun 2020-2021 sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia. Menjadi tahun yang berat bagi sebagian orang, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Masalah-masalah baru datang silih berganti, mulai dari maraknya wabah hingga bencana alam di beberapa wilayah. Beragam respon pun bermunculan, mulai dari merindukan masa-masa aman bepergian sebelum pandemi, hingga guyonan ingin pindah kewarganegaraan. 1001 Alasan Tetap Mencintai Indonesia1. Negara Maritim Terbesar di Dunia2. Negara Kepulauan Terbesar di Dunia3. Kaya Terumbu Karang4. Hutan Indonesia Jadi Paru-Paru Dunia5. Terdiri dari Banyak Suku6. Budaya Gotong Royong7. Negara Paling Murah Senyum8. Negara Paling Dermawan9. Negeri Sejuta Destinasi10. Suara Adzan Di Mana Mana Apakah Sahabat salah satu di antaranya? Eits, tunggu dulu Sahabat. Meski diterpa berbagai masalah, masih ada 1001 alasan lain untuk tetap bertahan dan mencintai Indonesia. Berikut adalah 10 di antaranya; 1. Negara Maritim Terbesar di Dunia Secara geografis, luas lautan di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan daratan. Hal ini membuat Indonesia disebut dengan negara maritim, bahkan termasuk yang terbesar di dunia. Luas perairan Indonesia adalah kilometer persegi. Selain itu, garis pantai Indonesia merupakan yang terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Sepanjang kilometer garis pantainya terlihat di hampir setiap pulau di Indonesia, atau 25 persen dari total panjang pantai yang ada di dunia. Wah, luar biasa sekali ya Sahabat! 2. Negara Kepulauan Terbesar di Dunia Selain dikenal sebagai negara maritime terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar. Dengan luas lebih dari kilometer, Indonesia memiliki pulau yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Terbayang bukan? Betapa indahnya negeri ini! 3. Kaya Terumbu Karang Tidak heran, dengan sebutan negara maritim terbesar di Indonesia, terumbu karang adalah harta karun’nya lautan nusantara. Diperkirakan, terumbu karang Indonesia terhampar seluas kilometer persegi. Jumlah sebanyak itu menjadikan Indonesia diklaim memiliki 69% varietas terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Julukan Amazon of the Ocean’ pun sah disandang negara kita. Keren ya? Lebih keren lagi kalau kita jaga agar laut kita tetap lestari. 4. Hutan Indonesia Jadi Paru-Paru Dunia Indonesia memiliki hutan tropis seluas Ha, menjadikannya disebut sebagai paru-paru dunia. Hutan nusantara juga menyimpan kekayaan flora dan fauna di dalamnya. Meskipun kini jumlahnya terus berkurang, kita harus tetap berusaha menyelamatkannya ya, Sahabat! 5. Terdiri dari Banyak Suku Kita patut berbangga karena Indonesia memiliki lebih dari suku yang memiliki ragam budaya dan tradisi. Meski berbeda-beda, kita disatukan oleh bhinekka tunggal ika’ yang semoga menjadikan Indonesia tetap utuh dan bersatu sampai kapanpun. Amiin ya rabbal alamin. 6. Budaya Gotong Royong Selain memiliki kekayaan alam yang luar biasa, negara kita juga punya budaya dan tradisi yang lain daripada yang lain. Salah satunya adalah gotong royong. Masyarakat Indonesia gemar bekerja sama dalam kegiatan apa pun. Budaya saling tolong menolong ini sulit sekali ditemukan di negara-negara lain terutama di negara maju yang lebih mengedepankan sifat individualistis. 7. Negara Paling Murah Senyum “Senyum itu ibadah” Sepertinya ungkapan itu dipegang teguh oleh warga Indonesia. Banyak turis yang mengaku bahwa masyarakat lokal Indonesia sangat ramah dan murah senyum. Hal ini ternyata diaminkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Smiling Report’ dari Swedia. Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara yang paling ramah di dunia dengan skor 94%. Keren sekali ya! Yuk, Sahabat. Jangan lupa senyum hari ini Ÿ˜Š Baca Juga12 Tips Memilih Jajanan Anak Sekolah 8. Negara Paling Dermawan Selain murah senyum, masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai orang-orang yang baik dan suka memberi. Berdasarkan laporan Charities Aid Foundation CAF World Giving Index pada tahun 2018, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia, dengan skor 46 % untuk membantu orang lain, 78% untuk berdonasi secara materi, dan 53% untuk melakukan kegiatan sukarela. 9. Negeri Sejuta Destinasi Pantai sebagai Surga Alam di Indonesia Orang-orang berlomba-lomba ke luar negeri ketika waktu liburan tiba. Padahal, Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang indah dan pemandangan alam yang mengagumkan. Sahabat bisa menikmati keindahan terumbu karang di Alor, NTT, menyaksikan hewan yang masuk 7 keajaiban dunia di Pulau Komodo, hingga merasakan sensasi berada di tengah perbukitan Sumba yang begitu mempesona. Selain itu, masih banyak sekali wisata-wisata alam lain yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi. Fakta ini bukan isapan jempol loh, Sahabat. Menurut majalah travel dan gaya hidup asal Amerika bernama Conde Nast Traveller, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara terbaik untuk dikunjungi. Wah, jadi semakin bangga ya jadi orang Indonesia. 10. Suara Adzan Di Mana Mana Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, masjid dan adzan menjadi 2 bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir setiap daerah memiliki masjid ataupun mushollanya sendiri sehingga sangat mudah menemukannya. Ketika waktu sholat tiba, suara adzan bersahut-sahutan menghiasi langit negeri. Satu hal sederhana, tapi akan terasa apabila kita tidak sedang berada di Indonesia. Di luar negeri, fenomena ini akan jarang kita temukan karena penduduk muslimnya tidak sebanyak di Indonesia. Nah, Sahabat. Bagaimana? Dengan segala kelebihan tersebut, masih berniat ingin pindah kewarganegaraan? Kita doakan bersama, semoga Indonesia semakin baik, semakin berkah, dan masalah-masalah yang sedang dialami cepat terselesaikan. Amiin ya rabbal Alamin. Sahabat, mari bersama kita rawat Indonesia. Untuk kebaikan bersama, untuk Indonesia yang lebih baik.
Jika ada pertanyaan, negara apa yang punya budaya terbanyak di dunia? Maka Indonesia adalah salah satunya. Negara yang terkenal karena keragaman suku dan budayanya ini memiliki suku dan 710 bahasa. Tentu saja hal ini berdampak pada banyaknya budaya yang mereka punyai. Sayangnya, derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia menjadikan budaya-budaya yang dimiliki bangsa terancam punah dan kehilangan identitas. Belum lagi kencangnya arus globalisasi yang menyerang Indonesia juga semakin memperburuk kondisi. Jika dibiarkan tanpa adanya intervensi, tentu akan membuat budaya-budaya yang sudah mengakar ini akan benar-benar hilang. Sebagai generasi muda penerus bangsa, tentu kita tidak menginginkan hal itu, bukan? Maka ada beberapa hal yang harus dilakukan agar budaya kita tetap utuh dan terjaga. Berikut 3 cara sederhana cintai budaya Indonesia 1. Konsisten Menggunakan Bahasa Daerah 1. Konsisten Menggunakan Bahasa Daerah2. Mengenal Sejarah 3. Mengajarkan Budaya ke Banyak Orang4. Tetap Teguh Mempertahankan Budaya Sendiri5. Mengikuti Kegiatan Kebudayaan6. Membeli Produk dalam Negeri 7. Mengenalkan Budaya ke Dunia Global 8. Membantu Masyarakat yang Membutuhkan Mungkin ini terdengar sederhana, akan tetapi tetap menggunakan Bahasa daerah adalah hal pertama yang bisa kita lakukan agar budaya tetap terjaga. Bahasa lain tetap dipelajari, tapi jangan sampai melupakan bahasa daerah. Apalagi menganggap Bahasa daerah sebagai bahasa yang kuno dan tertinggal. Sampai kapanpun, bahasa daerah adalah budaya linguistik yang sudah sepantasnya dipertahankan. Di Nusa Tenggara Timur NTT contohnya, warga lokal begitu bangga menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu, hingga saat ini bahasa daerah di NTT masih lestari. 2. Mengenal Sejarah Indonesia terkenal memiliki sejarah yang panjang. Mempelajari sejarah orang-orang terdahulu adalah salah satu cara cintai budaya Indonesia. Dengan mengetahui sejarah, kita jadi mengetahui apa asal muasal suatu daerah, tokoh, ataupun budaya sehingga akan lebih bersemangat dalam menjaganya. 3. Mengajarkan Budaya ke Banyak Orang Terjaganya budaya berkaitan dengan seberapa banyak orang yang mengetahui budaya tersebut. Jangan hanya menyimpan budaya itu seoarang diri. Sebaiknya ketika kita sudah tahu, bisa mengajarkan orang lain agar semakin banyak orang yang tahu. 4. Tetap Teguh Mempertahankan Budaya Sendiri Di tengah gempuran budaya asing yang masuk, menjadikan budaya dalam negeri. Apalagi budaya asing masuk begitu cepat, dan digandrungi banyak orang. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus tetap melestarikan budaya sendiri. Jangan sampai kita terpengaruh oleh budaya asing yang sudah menjamur. Jika dibandingkan, budaya asing memang terlihat lebih gaul dan lebih kekinian, namun bukan berarti budaya Indonesia tidak bisa bersaing. Ada banyak budaya Indonesia yang tidak kalah menariknya untuk dipertontonkan banyak orang. 5. Mengikuti Kegiatan Kebudayaan Ada banyak kegiatan-kegiatan kebudayaan yang masih dilestarikan. Baik di sanggar-sanggar, maupun di institut kesenian. Sahabat bisa mulai mencintai budaya Indonesia dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Menonton tarian, atau bahkan berlatih menjadi penarinya. 6. Membeli Produk dalam Negeri Cara lain yang bisa dilakukan untuk mencintai budaya Indonesia adalah dengan membeli produk-produk lokal. Produk asing memang kini banyak bermunculan, tapi produk lokal juga tidak kalah berkualitasnya. Selain membantu melestarikan produk kebudayaan, kita juga bisa membantu perekonomian warga lokal. 7. Mengenalkan Budaya ke Dunia Global Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan budaya sendiri ke dunia global. Misalnya jika Sahabat berada di luar negeri, Sahabat bisa mengajarkan budaya yang Sahabat kuasai ke orang-orang di sana. Jika Sahabat adalah pengusaha, Sahabat juga bisa ikut melestarikan budaya kita, lho. Bahkan tidak hanya itu, Sahabat juga bisa menjadikan budaya Indonesia Go Internasional! Yaitu dengan mempromosikan budaya lokal dengan cara mengekspor barang-barang produk budaya itu sendiri. Kegiatan ekspor ini akan membuat orang-orang luar juga ikut belajar dan kenal dengan budaya Indonesia. 8. Membantu Masyarakat yang Membutuhkan Membantu masyarakat dan melestarikan budaya, memang apa hubungannya? Salah satu budaya Indonesia yang mulai punah adalah gotong royong. Gotong Royong sejak zaman dahulu menjadi budaya bangsa Indonesia, di mana semua kegiatan dilakukan secara bersama-sama secara sukarela agar tujuan dapat tercapai. Semua pekerjaan yang dilakukan dengan gotong royong menjadi lebih ringan dan lebih cepat diselesaikan karena dikerjakan oleh banyak orang. Banyak permasalahan-permasalahan yang terselesaikan karena masyarakat masih memegang teguh budaya ini. Seperti membangun rumah ibadah, membangun jalan, bersih-bersih, dan lain sebagainya. Gotong royong menjadi salah satu cara cintai budaya Indonesia yang bisa dilakukan di mana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di zaman modern ini, Sahabat tidak hanya bisa melakukan gotong royong secara langsung, tapi juga melalui donasi online. Salah satunya di platform galang dana Insan Bumi Mandiri. Sahabat bisa membantu lebih banyak orang bahkan hingga ke daerah-daerah di pedalaman Indonesia. Demikian 8 cara yang bisa Sahabat lakukan untuk mencintai budaya Indonesia. Dengan artikel ini, semoga budaya-budaya asli Indonesia bisa terus terjaga hingga berpuluh-puluh tahun yang akan datang. Semoga juga kita menjadi insan-insan yang bersemangat dalam memperkenalkan budaya kita ke negara-negara dan bangsa lainnya sehingga budaya Indonesia semakin dikenal luas dan semakin dihargai oleh banyak orang. Referensi
Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali budaya asing dengan mudahnya masuk ke Indonesia, termasuk dalam hal makanan. Kita bisa melihat banyaknya restoran kuliner asing di hampir setiap tempat. Dari mulai makanan barat, Korea, Jepang, hingga Timur Tengah sangat menjamur. Dengan anggapan bahwa makanan luar lebih keren’ dibanding makanan lokal, sedikit demi sedikit kuliner Indonesia pun semakin tergerus dan tergeser posisinya, tergantikan oleh makanan asing. Menikmati kuliner asing sah-sah saja, tetapi kita juga tidak boleh melupakan kuliner negeri sendiri. Karena jika hal ini terus dibiarkan, makanan tradisional akan semakin tenggelam. Kita bahkan sudah sepantasnya mencintai dan bangga akan kuliner khas Indonesia. Berikut alasannya Kuliner Indonesia kaya akan rempah-rempah Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya yang kaya, menjadikan rasa dan aroma setiap masakan semakin kuat dan khas. Dalam hal rasa, sebetulnya kuliner khas Indonesia lebih kuat dibanding kuliner negara lain. Misalnya sayuran seperti sayur asem, soto, sop buntut, dan sebagainya memiliki rasa yang khas dan segar dibanding makanan dari negara lain. Kuliner Indonesia sangat beragam Setiap daerah di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, memiliki kuliner khas masing-masing. Beragamnya jenis makanan ini sudah seharusnya membuat kita mencintai kuliner di negeri sendiri. Baca juga 10 Sambal Khas Dari Berbagai Daerah di Indonesia Kuliner Indonesia banyak disukai di mancanegara Kita perlu bangga akan kuliner Indonesia yang sudah terkenal di mancanegara. Makanan-makanan seperti nasi padang, soto, tempe, nasi goreng, rendang, bakso, dan masih banyak lagi yang lainnya banyak digandrungi di luar negeri. Bahkan banyak chef luar negeri yang sudah sangat lihai memasak makanan khas Indonesia. Kuliner Indonesia diolah dengan cara tradisional Cara pengolahan kuliner Indonesia masih banyak yang menggunakan peralatan tradisional seperti tungku. Kuliner yang diolah dengan peralatan tradisional biasanya akan memiliki kenikmatan cita rasa tersendiri. Meski demikian, makanan yang dimasak menggunakan peralatan masa kini seperti kompor gas, kompor biosolar, atau oven portable pun bisa jadi tak kalah nikmatnya. Jangan sampai kuliner kita diklaim negara lain Sudah banyak kejadian bahwa apa pun yang menjadi milik Indonesia seperti batik diklaim milik negara lain. Hal ini disebabkan oleh kelengahan kita sendiri dalam menjaga warisan nusantara. Oleh karena itu, kita harus mencintai dan mempelajari makanan khas Indonesia baik cara memasak maupun namanya. Jangan sampai setelah diklaim oleh negara lain, kita baru menyadari makanan khas yang kita miliki. Agar kuliner Indonesia tidak punah Dengan mencintai kuliner negeri sendiri, secara tidak langsung kita juga turut berkontribusi melestarikannya. Ada banyak makanan tradisional yang hampir punah. Anak-anak muda masa kini bahkan banyak yang tidak mengetahui namanya. Cemilan-cemilan asli Indonesia seperti nagasari, apem, ketan, kue mendut, lupis, lobi-lobi, dan sebagainya sepertinya mulai ditinggalkan. Anak-anak sekarang lebih menyukai kentang goreng, burger, hotdog, kebab, pizza, dan sebagainya. Menurut sejarawan JJ Rizal dalam acara peluncuran buku “Mustika Rasa” pada 2016 lalu seperti dilansir oleh kita tidak pernah merayakan masakan Indonesia itu apa, sehingga kita tidak kenal kuliner sendiri dan akhirnya kalah dalam perayaan kuliner. Jadi, jangan malu untuk menunjukkan kecintaan kita terhadap kuliner dalam negeri. Ini bagian dari menjaga kebudayaan juga, loh. Karena jika bukan kita sendiri yang melestarikannya, siapa lagi? Visited 593 times, 1 visits today
Sebagai warga negara, kita diharapkan mencintai bangsa dan tanah air seutuhnya. Kecintaan itu sejak usia kanak-kanak sudah ditanamkan. Penanaman sikap sebagaimana yang dimaksudkan itu dilakukan melalui berbagai cara. Pelajaran sejarah bangsa di sekolah-sekolah tidak lain adalah bertujuan untuk menumbuh-kembangkan kecintaan terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Selain itu, semua warga negara, sejak usia dini, diperkenalkan lambang-lambang kebangsaan, yaitu seperti bendera merah putih, lagu kebangsaan, simbul negara yakni burung garuda, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga diperkenalkan para tokoh pahlawan bangsa, seperti misalnya Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, KH. Hasyim Asy'ary, KH Moh. Dahlan, Sam Ratulangi, dan sebagainya. Usaha-usaha menanamkan kecintaan terhadap bangsa dan negaranya sendiri tidak cukup dilakukan secara sporadis, musiman, atau hanya kadang-kadang jika dianggap perlu. Hal itu harus dilakukan secara terus menerus tanpa henti. Hanya dengan cara itu, maka kecintaan itu akan tetap tumbuh dan terpupuk pada masing-masing hati warga negaranya. Kecintaan sebagaimana dimaksudkan itu harus dimiliki oleh semua warga negara. Atas dasar kecintaan itu, maka mereka akan bersedia membela, memperjuangkan, dan juga berkorban untuk bangsanya sendiri. Tanpa kecintaan yang mendalam, maka sebagai warga negara tidak akan merasa memiliki terhadap negaranya sendiri. Akhirnya, yang tampak adalah sikap acuh, tidak peduli, dan bahkan tidak merasa menjadi bagian dari bangsa dan negaranya sendiri. Seseorang yang mengaku sebagai pemimpin dan juga tokoh bangsa, namun masih saja berkeinginan mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi, kelompok, dan golongannya adalah oleh karena kecintaan mereka terhadap bangsa dan negaranya sendiri belum seutuhnya. Mereka baru merasa bahwa sesuatu adalah miliknya, hanya tatkala sesuatu itu sudah berada di tangannya. Kenyataan seperti itu, sekalipun yang bersangkutan sudah merasa menjadi tokoh, namun menunjukkan bahwa kecintaan terhadap bangsanya masih lemah. Sudah disadari dan dinyatakan bahwa, bangsa ini adalah majemuk, baik dari sudut etnis, adat istiadat, bahasa daerah, mata pencaharian, dan bahkan juga agamanya. Perbedaan itu sudah diakui dan dianggap sebagai sesuatu yang diterima oleh semuanya. Pada lambang negara berupa gambar burung garuda secara tegas menunjukkan adanya kebhinekaan itu. Oleh karena itu, mencintai bangsa, negara dan tanah air, artinya adalah mencintai semua yang beraneka ragam itu. Tatkala sebagai warga negara menyatakan kecintaannya terhadap bangsa dan tanah airnya, maka mereka yang berada di Aceh, atau kebetulan beretnis Aceh, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, seharusnya mampu menunjukkan kecintaannya pada suku-suku lainnya, mulai suku Aceh sendiri hingga suku di Papua, sepenuhnya. Begitu pula sebaliknya, etnis Papua harus mampu mencintai berbagai suku yang ada di Indonesia, mulai dari etnis Papua sendiri hingga mereka yang menjadi suku Aceh. Hal demikian itu juga menyangkut agama. Bangsa Indonesia memeluk berbagai jenis agama, seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Bangsa ini memang terdiri dari berbagai pemeluk agama itu. Perbedaan yang disandang oleh masing-masing orang, kelompok atau masyarakat itu telah disatukan menjadi bangsa Indonesia. Adanya gereja di berbagai wilayah, adalah memang di wilayah itu ada umat Kristen dan atau Nasrani. Begitu pula di mana saja terdapat masjid oleh karena di tempat itu terdapat kaum muslimin yang sehari-hari membutuhkan tempat ibadah. Adanya Vihara, pura, klenteng, dan mungkin juga lainnya, adalah oleh karena dibutuhkan warga Indonesia yang beragama bermacam-macam itu. Sebagai orang yang hidup di masyaerakat majemuk, plural, atau bhineka seperti itu, seyogyanya tidak perlu khawatir apalagi takut terpengaruh terhadap berdirinya tempat ibadah itu. Kaum muslimin di daerah yang mayoritas beragama Kristen, Katholik, atau di Bali yang mayoritas beragama Hindu misalnya tidak perlu mengalami kesulitan membangun masjid, asalkan semua persyaratannya sudah terpenuhi. Demikian pula, penganut agama lainnya seharusnya merasakan hal yang sama. Sebab kebutuhan terhadap tempat ibadah bagi seseorang atau masyarakat yang religious sudah sama mendesaknya dengan kebutuhan terhadap makanan sehari-hari. Manakala kecintaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air sudah sampai pada tingkat mendalam, maka orang tidak akan lagi mempersoalkan atas adanya perbedaan itu. Perbedaan justru akan dipahami sebagai modal melakukan fastabiqul khairaat, atau berlomba-lomba di dalam melakukan kebaikan. Semangat berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan akan mengubah masyarakat dari fase kesadaran bereksistensi menuju pada kesadaran berkualitas. Sekalipun pada awalnya, orang bangga terhadap symbol, jumlah, dan lambang, maka pada suatu saat kebanggan itu akan bergeser, yakni berusaha meraih hakekat yang sebenarnya. Umat Islam sebagai tanda kecintaannya terhadap bangsa, negara, dan tanah air, sanggup memberikan apapun yang terbaik. Islam mengajarkan hal yang demikian itu. Kecintaan terhadap bangsa dan tanah air, bagi umat Islam, mendasarkan pada teologi yang jelas, yakni dikaitkan dengan keimanan. Mencintai tanah air dipandang sebagai bagian dari keimanan. Oleh karena itu, dalam sejarah bangsa ini, dipimpin oleh para tokoh dan ulama, sebagai wujud kecintaannya terhadap bangsa dan tanah air, umat Islam sedemikian mudah digerakkan untuk berjuang mengusir penjajah. Wallahu a'lam.
sudah sepantasnya kita mencintai indonesia karena indonesia adalah